Greetings^^

Welcome to ourstoryinhere keep support^^

Jumat, 01 Juli 2011

My First Romance - Chapt. 1 [FanFic]

Tittle : My First Romance
Main Cast : Choi Jin-ri a.k.a Sulli, Lee Ki-kwang, Park Sang-hyun a.k.a Thunder, Im Jin-ah a.k.a Nana
Other Cast : Jung Yong-hwa, Jo-kwon, F(x) member, B2ST member, MBLAQ member, After School member
Author : ditachy
Genre : Romance - Comedy
Part : 1'st Teaser My First Romance2'nd Teaser My First Romance
Disclamer : The plot is own and all main cast (esp. Thunder & Kikwangie) kekeke^^ Lee Ki-kwang owned by Cube Ent., Choi Sulli owned by SM Ent., Park Sang-hyun owned by J.Tune Camp, Im Jin-ah owned by Pledis Ent.
Cover made by fivitftn@gmail.com thnku somuch^^^
This story just some fictional from the author






Ps : Nana disini belum menjadi anggota After School dia masih dilatih sebagai trainee dan posisi Nana di After School digantikan sementara oleh member E-young. intinya mereka berdua berganti posisi cuma buat cerita ini doang.




Sulli POV

'Gah~ kenapa aku harus capek-capek membantu Jo Kwon oppa (kakak laki-laki; yang memanggil perempuan) sih hari ini. Untung saja ini untuk Yong-hwa oppa kalau bukan, tentu saja aku tidak akan mau'. Aku mengeluh dalam hati sambil terus mendorong kereta belanjanya untuk membeli beberapa kaleng coke untuk perayaan perpisahan nanti malam.
Aku mengambil ponsel didalam sakunya yang tiba-tiba berdering
"Yeobbosseoyo? (hallo?)"
"Ah, Sulli-yah kau ini kemana saja? daritadi aku telepon kamu tapi tidak kau angkat." suara Yong-hwa terdengar cemas diujung telepon.
"Mianh~ oppa aku hari ini sibuk sekali hehe mueosibnikka (ada apa?) tumben sekali kau menelponku?"
"Anniya (tidak), aku dengar katanya kau merencanakan perayaan perpisahan denganku ya?"
"Ye, hajiman eotteohkke (Iya, tapi bagaimana) kok oppa bisa tahu?" Ujung alis Sulli keduanya bertemu. 'Ini kan rahasia kenapa Yong-hwa oppa bisa tahu' pikirnya dalam hati.
Yong-hwa terdengar tertawa begitu keras melalui ujung telepon. Sampai aku harus menjauhkan ponselnya beberapa jarak dari telingaku sendiri.
"Aku tahu dari Jo Kwon-hyeong (kakak laki-laki; yang memanggil laki-laki)  dia bilang dia sedang menyuruhmu membeli perlengkapannya." jawab Yong-hwa.
Hampir saja aku menjatuhkan kaleng coke yang baru saja diambil dari mesin pendingin begitu Yong-hwa mematikan teleponnya. Aku mengutuk Jo Kwon dengan penuh dendam. Kemudian belum sempat aku memasukkan ponsel ke dalam saku celana tiba-tiba saja ponselnya bergetar kembali, kali pesan singkat dari Jo Kwon.
'Sulli-yah jeongmal mianhe (Sulli aku sangat minta maaf)~ aku ini kan seperti malaikat. Jadi aku tidak bisa merahasiakan ini semua. Mian (maaf)^^'
Kira-kira seperti itulah isi pesan dari Jo Kwon yang membuatku semakin kesal. Tiba-tiba saja moodku untuk berbelanja hilang mendadak kemudian langsung menuju ke kasir untuk membayar barang belanjaan. 

Ki-kwang POV


Aku berjalan dengan tergesa-gesa begitu mendapat telepon dari Nana, mantan pacarku. Padahal tadi aku sedang membicarakan tentang kontrak baru dengan manajer untuk hari besok, tapi tiba-tiba saja Nana menelponku kemudian memintaku untuk datang ke apartment milik Nana. Dengan cepat aku masuk kedalam mobil, lalu mengendarai mobil itu menuju apartment Nana dengan kecepatan penuh. 
"Ayo cepat angkat teleponnya Nana" Aku menggerutu pada ponselku sendiri, ketika Nana tidak mengangkat telepon dariku sama sekali. 


Sulli POV


Halte bus tempat aku menunggu sore ini agak basah karena hujan ringan sejam yang lalu baru saja berhenti tadi. Untung saja aku selalu membawa payung di dalam tas, kalau tidak aku tidak tahu seperti apa kondisiku sekarang ini. 
Aku melirik jam yang dipasang ditangan sebelah kananku. 'Omo (ya ampun), ini telat! Aku belum bersiap-siap sedikitpun' gerutuku dalam hati.
Aku berjalan beberapa langkah dari halte kemudian berjingkat-jingkat untuk memastikan ada atau tidak ada bus yang datang. Ketika aku berjingkat untuk yang kesekian kalinya, mobil dari arah selatan melaju dengan kecepatan tinggi kemudian mencipratkan air sisa hujan yang sudah menjadi genangan ke seluruh tubuhku.
"Yaaa~ nappeun no! (Yaaa~ kau bajingan!) Bajuku basah semua kau tahu?! Aish," aku berteriak, tapi si pengendara mobil itu tidak sedikit pun merespon malah terlihat semakin menambah kecepatannya.
Seluruh bagian depan blouse dan hotpants yang aku kenakan semuanya basah terkena cipratan air tadi. Aku benar-benar kesal dengan orang yang mengemudi mobil tadi. Aku terus menerka-nerka seperti apa penampilan si pengemudi mobil yang ugal-ugalan barusan. Yang pasti kesimpulan yang aku dapatkan paling tidak si pengemudi itu hanya berumur paling tidak berjarak 2 atau 3 tahun lebih tua dariku. Tentu saja aku bisa menebak seperti itu, toh terlihat dari bagaimana caranya mengemudi. 
Ditengah-tengah otakku yang masih terus menebak-nebak si pengemudi mobil ugal-ugalan tadi, tiba-tiba sebuah mobil sedan berwarna putih berhenti perlahan di depanku. Aku baru tahu kalau di dalamnya adalah Sang-hyun oppa
"Kau basah kuyup Jin-ri-yah ayo cepat masuk ke dalam." kata Sang-hyun oppa begitu keluar dari mobil lalu membukakan pintu untukku.


Ki-kwang POV


Aku terus mencoba menghubungi Nana, tapi Ia tidak juga menjawab satu telepon saja dariku. Tadi Ia menelponku dalam keadaan yangg mabuksepertinya, terdengar jelas dari suaranya. Aku semakin tak sabar ingin sampai di apartment miliknya, aku ingin cepat-cepat mengetahui keadaan Nana sekarang. 
"Yaaa~ nappeun no! Bajuku basah semua kau tahu?! Aish," aku mendengar suara seorang perempuan berteriak cukup keras. Aku melirik ke belakang melalui kaca kemudi. Aku melihat seorang remaja perempuan berteriak-teriak sambil menunjuk bajunya. Aku masih belum mengerti maksud dari perempuan itu. Kemudian aku terus melanjutkan perjalananku menuju apartment milik Nana.


Sang-hyun POV


Pikiranku kacau sekali hari ini. Di dalam dorm  (tempat dimana sebuah group tinggal bersama untuk latihan dan lainnya), semua anggota sedang sibuk mempersiapkan comeback stage (panggung yang dipersiapkan khusus untuk group/artis yang mengeluarkan lagu terbaru setelah sekian lama group itu tidak membuat penampilan di acara musik)  dua minggu yang akan datang, sedangkan kru dan manajemen juga sedang sibuk dengan abum digital baru yang akan kami luncurkan. 
Aku terus melihat ke sekeliling jalan mencari adakah tempat yang bisa ku kunjungi untuk sedikit bersenang-senang. Dan mataku tertuju pada sosok perempuan yang sedang berjingkat-jingkat di pinggir halte bus. 
"Oh, Choi Jin-ri" kataku begitu mulai mengenali perempuan itu. Aku meminggirkan mobilku ke tepi jalan. Tak lama dari itu aku mendengar Jin-ri berteriak cukup keras sampai terdengar di dalam mobilku. 
"Yaaa~ nappeun no! Bajuku basah semua kau tahu?! Aish," Jin-ri terlihat basah kuyup terkena cipratan mobil yang baru saja melewatinya dengan kecepatan penuh. 
Dengan cepat aku pun menyalakan mobil kemudian menjalankannya menuju tempat Jin-ri sedang berdiri. Begitu sampai ditempat Ia sedang berdiri, aku melihat Jin-ri kebingungan menatap mobilku. Aku keluar dengan cepat dari dalam mobil lalu langsung membukakan pintu untuk Jin-ri. 
"Kau basah kuyup Jin-ri-yah ayo cepat masuk ke dalam." kataku sambil membuka pintu mobil. Jin-ri yang sudah mengenali keberadaanku kemudian masuk ke dalam mobilku sambil menggerutu dengan suara pelan. 
"Sedang apa kau disana?" kataku memulai pembicaraan ketika aku mulai menyalakan mesin mobil.
Jin-ri menoleh kepadaku sebentar kemudian mengalihkan pandangannya ke luar jendela. "Untuk apa kau membawaku?" tanyanya setelah beberapa detik diam dan tidak mengacuhkan pertanyaanku tadi. 
Aku tersenyum mengerti maksud dari pertanyaannya, kemudian aku menghembuskan nafas yang cukup berat. Aku yakin Jin-ri kembali menatapku saat itu. 
"Aku hanya ingin menolongmu, kau tidak mungkin kan menggunakan pakaian basah seperti itu saat naik bis nanti" jawabku seadanya.
Jin-ri masih tidak merespon pandangannya tetap lurus ke arah jalanan. 
"Mianhada (aku minta maaf) Jin-ri-yah, aku tidak bermaksud untuk tidak menemuimu hari itu. Aku harus segera pergi ke dorm waktu itu,"
"Arrayo (aku tahu), aku sudah tidak marah lagi kok. tenang saja" katanya memotong pembicaraanku sambil menepuk-nepuk pundakku. 
Lalu sepanjang jalan menuju dormnya aku dan Jin-ri tidak mengeluarkan sepatah kata apapun.


Sulli POV


'eotteokkhaji wae? wae Sang-hyun? (bagaimana bisa? kenapa Sang-hyun?) kenapa Sang-hyun ada disini? Aigoo, aku benar-benar sial hari ini' aku memukul kepalaku pelan sambil menggumam kecil ketika aku mulai masuk ke dalam mobil milik Sang-hyun. 
"Sedang apa kau disana?" tanya Sang-hyun tiba-tiba membuat pikiranku mendadak kosong. Aku menelan ludah berulang kali dan kau tahu untuk beberapa saat aku merasa seperti nyawaku telah diambil oleh tuhan. 
"Untuk apa kau membawaku?" setelah sekian detik aku diam tidak menjawab pertanyaan Sang-hyun, aku hanya bisa bertanya seperti itu padanya. 'Babbo!' (Bodoh!) aku merutuki kebodohanku sendiri. 


Ki-kwang POV


Aku menutup pintu mobil dengan gusar, aku bahkan tidak memedulikan sebagian orang di lift yang sama denganku sedaritadi memperhatikanku penuh curiga. Aku sadar mungkin saja mukaku ini sudah dikenali sebagian orang bahwa aku ini adalah 'orang yang mereka maksud'. Aku setengah berlari ketika keluar dari lift menuju ke apartment milik Nana. Aku menulis beberapa angka sebagai pintu masuk apartment. Untungnya saja Nana belum mengganti password masuk apartmentnya. 
Aku membuka pintu pelan tanpa mengeluarkan suara sekecil apapun, aku memastikan ruang apartmentnya. Kemudian begitu aku memasuki pintu kamar mandi yang berada di dalam kamar Nana. Aku terkejut hampir jatuh begitu melihat Nana terkulai lemas di dalam jacuzzi.


Sulli POV


"Gomawo (terimakasih), Sang-hyun oppa. Maaf sudah banyak merepotkanmu". Aku berbalik kemudian berjalan dengan cepat menuju gerbang dorm. Tiba-tiba saja aku merasa tangan dan badanku ditarik masuk ke dalam pelukan seorang pria. 
'wangi ini... wangi Sang-hyun oppa' aku berkata pada diri sendiri. Dan ternyata benar Sang-hyun oppa  sedang memelukku. Pelukkan yang kencang tapi sangat hangat aku sendiri tidak dapat mengelaknya.
"Mianh, Jin-ri. Aku benar-benar minta maaf, aku... aku...." Sang-hyun memelukku dengan erat. Badannya bergetar, aku merasa Sang-hyun sedang menangis di dalam pelukku. Pundakku terasa basah terkena tetesan air matanya. 
"Aigoo, kau menangis oppa? Sudahlah tidak usah permasalahkan masalah yang itu lagi. Aku benar-benar sudah melupakannya kok."  aku berusaha sebisa mungkin untuk menyenangkan Sang-hyun. 
"Benarkah? Aaaa~ Jin-ri-yah neomu bogoshipposeo (Aaaa~ Jin-ri aku sangat merindukanmu). Aku sangat sangat merindukan masa-masa sebelum kita menjadi trainee." 
Aku benar-benar melihat Sang-hyun seperti 5 tahun yang lalu. Dimana pada saat itu aku selalu menganggapnya sebagai kakak laki-lakiku. Setelah 3 tahun lebih kami tidak bertemu, untuk pertama kalinya aku melihatnya kembali di backstage salah satu acara musik. Saat itu kami sedang mempromosikan single terbaru bersama group kami masing-masing. Sang-hyun oppa terlihat sangat kurus saat itu, Ia juga terlihat lebih tinggi beberapa centi lagi dariku. 
Ketika itu Sang-hyun oppa berjanji selesai acara akan mengajakku pergi ke suatu tempat. Tetapi sudah lebih dua jam dari acara selesai, Sang-hyun oppa sama sekali tidak menepati janjinya padaku. Semenjak kejadian itu aku pun menjadi kesal jika melihat wajahnya. 
Sudah sekian kalinya aku bertemu dengan Sang-hyun oppa tapi aku selalu mengacuhkannya. Aku tahu sifatku ini terlalu kekanak-anakkan. Kkeunde eotteokhaji? (tapi harus bagaimana? harus bagaimana lagi yang aku lakukan, aku terlalu membencinya semenjak kejadian itu. Dan kali ini sebenarnya aku juga tidak ingin memaafkannya. Nan ttaemune neomu bogosshipo Sang-hyun oppa (Karena aku terlalu merindukan kak Sang-hyun), aku memaafkannya sekarang.


Ki-kwang POV


Sudah dua jam lebih aku menunggu Nana diruang tunggu rumah sakit. Dokter dan suster disini pun tidak membolehkanku untk masuk menemani Nana. Tapi tiba-tiba saja seorang suster keluar dari kamar rawat Nana dan memintaku untuk masuk ke dalam. Aku menrut, dan aku melihat Nana tersenyum kepadaku dengan kondisi tubuhnya yang sangat lemah sekarang. 
"Kau mencoba bunuh diri lagi ya, Im Jin-ah? Babbo!" aku menggumam pelan sambil memegang tangannya lembut. 
"Mianhae Ki-kwang-ssi. Aku benar-benar tidak ingin membuatmu cemas sebenarnya. Tapi, tiba-tiba saja aku kepikiran denganmu sehingga aku menelponmu. Jeongmal.... (benar....)"   
Aku  tahu sebenarnya Nana belum selesai berbicara, tapi aku benar-benar ingin melampiaskan rasa cemasku sekarang juga. Tanpa berpikir panjang aku langsungg memeluk Nana. Aku sama sekali tidak memedulikan pekikannya, karena aku terlalu erat memeluk tubuh kecilnya. 


Sulli POV


Aku begitu terkejut ketika mataku mulai membuka perlahan kemudian melirik jam dinding di pojok ruangan. 'Ommo, aku telat lagi!'  pikirku dalam hati. Aku buru-buru masuk kamar mandi dan hampir saja aku menabrak Victoria eomma (Ibu) yang baru saja selesai memasak untuk makan malam nanti. 
"Yaaa, Choi Jin-ri! hati-hati dong kalau jalan, kau hampir saja menumpahkan masakanku." marah Victoria eomma.
aku langsung membungkukkan badanku berulang kali karena aku merasa bersalah kepada Vic eomma. "Mianhaeyo eomma, aku sudah ada janji dengan Jo-kwon oppa dan Yong-hwa oppa. kami ingin mengadakan pesta perpisahan untuk Yong-hwa oppa, besok oppa sudah tidak akan menjadi MC lagi di Inkigayo." aku menjelaskan alasanku kepada uri leader yang sudah sering kami sebut dengan panggilan eomma disini. 
"Jeongmalyo? (benarkah?)" tiba-tiba saja aku mendengar suara Amber eonnie (kakak perempuan; yang memanggil perempuan) yang entah dari mana datangnya, tahu-tahu sudah bergabung dengan aku dan Vic eomma. Aku mengangguk kecil, memberi respon terhadap pertanyaan Amber eonnie.  "Ah, itu bagus sekali Sulli-yah kalau begitu kau bisa mempromosikanku untuk menjadi pengganti Yong-hwa sunbaenim (senior)....,"
Belum selesai Amber berbicara tentang khayalannya itu tiba-tiba saja Krystal dan Luna eonnie meledek Amber eonnie.
"Kyaaa, kau masih terus berharap untuk mendapatkan posisi sebagai MC eonnie. Kau terlalu berharap tinggi" kata Luna sambil mengelap keringatnya yang berkucuran disekitar mukanya.
"Wae? Apa aku tidak boleh menjadi MC, huh? Lagipula kalian semua tahu aku ini cukup keren dan aku juga tidak jauh good looking dengan Sulli-yah." Amber berkata dengan ekspresi aegyonya. 
"Whooa~ kau terlalu pede eonnie jujur saja aku lebih menyukaimu bertindak aegyo (memasang muka imut) di dorm seperti ini dibanding nanti kau menampilkannya di stage nanti. Itu akan memalukan group kita saja." tambah Krystal yang sedang menegak air didalam botol air mineralnya.
"Yaaaa, kalian itu bertengkar saja. Berisik tau! Sulli-yah kau bilang sudah telat tadi, cepat sana kau mandi. Sebelum eonnie dan dongsaengiemu (kakak perempuan dan adikmu) ini terus menganggumu." perintah Vic eomma sedikit berteriak yang sedang sibuk merapihkan meja makan.
"Ne (Iya), terimakasih Vic eomma." aku langsung bergegas mandi kemudian bersiap menuju kafe yang sudah dibooking oleh Jo-kwon oppa.


Nana POV


"Andwae (tidak bisa) Nana-yah kau baru saja pulih masa sekarang kau ingin pergi minum. Tidak boleh aku tidak ingin kau sakit lagi nanti." Ki-kwang begitu marah ketika aku memintanya menemani aku minum malam ini.
"Ayolah Ki-kwangie, aku berjanji ini terakhir kalinya aku mohon" kali ini aku merengek lagi pada Ki-kwang untuk menemaniku pergi minum. 
Entah kenapa sepulang dari rumah sakit tadi, tiba-tiba saja keinginan minumku muncul tanpa penyebab yang jelas. 
Aku memasang muka yang lebih memelas kali ini, berharap Ki-kwang akan menuruti perintahku. Dan ternyata benar, Ki-kwang langsung membelokkan kemudinya ke tempat langganan aku dan Ki-kwang biasa untuk minum.
Setelah 15 menit, akhirnya kami berdua pun sampai di salah satu warung kecil dipinggir jalan tempat langganan kami. Ki-kwang  keluar pertama dari mobil, kemudian membukakan pintu untukku. 
Aku pun berjalan terlebih dahulu dan memilih tempat duduk yang cukup strategis untuk kami berdua. Tidak terlalu dipojok, tapi juga tidak terlalu menjadi pusat perhatian. Yah, dalam posisi Ki-kwang yang sekarang adalah seorang artis dan begitu pun aku, walaupun aku masih menjalani trainee (seseorang yang dilatih khusus oleh sebuah perusahaan untuk menjadi artis) untuk debut bersama After School nantinya, kami berdua tentu saja tidak boleh terlihat sedang berdua ditempat seperti ini. 
Aku memesan lima botol soju, entah kenapa hari ini aku sangat ingin meminum soju. Aku sempat melirik Ki-kwang dengan ekor mataku, aku berani bersumpah dia terkejut dengan pesananku kali ini.


Ki-kwang POV


'Mworaggo? (apa?) Ya, apakah dia sudah gila lima botol soju. Aisssh perempuan ini' aku menggerutu dalam hati begitu mengetahui Nana memesan lima botol soju. 
"Nana-yah michil geoya? (Nana apa kau sudah gila?) Apa kau akan benar-benar menghabiskan ini semua? Aigoo (ya tuhan)." Nana hanya mengangguk kecil sebagai respon dari pertanyaanku. "Yaaa~, kau ini!!! Kau hanya boleh menghabiskan dua botol saja, sisanya biar aku yang minum." aku sedikit berteriak kepadanya. 
'Aisshhh, yeoja (perempuan) ini memang benar-benar otaknya sudah rusak. Yang benar saja mau menghabiskan semua soju ini sendirian.' gerutuku sambil menuangkan souju ke dalam gelas Nana.


Sang-hyun POV


"Kajja (ayo), kita latihan lagi." Seruku terlalu bersemangat. 
"Yaaa~ hyeong!!! kenapa kau bersemangat sekali hari ini? Semenjak pulang daritadi kau berbeda sekali." seru Mir sambil mengelap keringatnya. 
Aku terkekeh malu kemudian menggaruk kepalaku yang sama sekali tidak gatal. 'Sial Mir sudah mengetahui keanehanku' rutukku dalam hati. 
"Anniyeo, aku hanya merasa hari ini terlalu bersemangat, itu saja." aku melihat semua hyeong-ku sedang menatap ku penuh curiga. "Benar. Gojjimal anniyeo! (aku sedang tidak berbohong!)" seruku sambil tanganku membentuk huruf 'V'.
"Whoooaa~ tentu saja kau sedang berbohong kan?" tanya Lee Joon hyeong dengan mata menyelidik. 
"Yaaa~ Lee Joon-yah! Kau membuatnya takut tahu. Apa kau tidak melihat perubahan mukanya? Tuh kau lihat mukanya sudah mirip seperti udang segar sekarang." kata G.O hyeong tertawa begitu melihat perubahan air mukaku yang mendadak. Dengan cepat aku segera menghindar kemudian menutupi sebagian mukaku yang memerah dengan malu.
"Sudahlah, palingan dia baru bertemu dengan yeoja cantik diluar sana makanya mukanya memerah seperti itu. Ayo kita istirahat dulu lima belas menit kemudian kita latihan dari awal lagi." kata Seungho hyeong yang kemudian mengambil handuknya.
Aku menunduk mengiyakan perkataan uri leader (leader kami; sebuah pemimpin dalam group), "Ne, hyeong (Baik, kakak)"


Sulli POV


"Sulli-yah kemari!!!" suara Jokwon oppa membantuku untuk mencari posisi kedua rekan kerjaku ini. Tanpa ragu lagi aku segera mendekati Jokwon oppa yang terlihat sangat fashionable dengan pakaian yang dikenakannya malam ini. "Kau membawa hadiah rahasia itu kan Sulli-yah?" tanya Jokwon oppa sedikit berbisik.
Aku mendelik sebal ke arahnya, "Yaaa~ apanya yang rahasia?! Bukannya kau sudah memberitahu semuanya kepada Yong-hwa oppa?!" Suaraku terdengar begitu lantang karena saking kesalnya. Jokwon oppa dengan sigap membekap kedua mulutku.
"Kecilkan suaramu sedikit Sulli-yah. Kau ini artis dan aku ini sunbaenim mu setidaknya jangan membuat popularitas kita menurun kali ini Sulli-yah." katanya kembali berbisik. 
"Lagipula kenapa kau harus menceritakan ini semua kepada Yong-hwa oppa sih?! Ini kan jadi tidak surprise." 
Tiba-tiba Jokwon oppa tertawa begitu keras kemudian berhenti sejenak, "Kau salah paham Sulli-yah, aku memang membocorkan semuanya. Tapi tidak untuk yang satu ini." katanya dengan santai sambil memamerkan eye-smilenya itu. 
Mataku terbelalak dan mulutku terbuka setengah, sialnya Jokwon oppa malah menertawai ekspresiku kali ini. 
"Mian~ Sulli-yah aku tidak bermaksud untuk membuatmu kesal. Jadi kau taruh dimana kado 'rahasia' itu?" katanya membujukku sambil mencubit pipiku.  
Aku berusaha sekuat tenaga melepaskan kedua tangan Jokwon oppa yang terus mencubit pipiku. "Ne, aku sudah menitipkannya kepada pelayan sesuai dengan pesananmu Jokwon sajangnim (direktur; sesorang yang mempunyai kedudukan tinggi dalam suatu bagian acara/pekerjaan bisa disebut dengan ini juga)."  
Kami pun bergegas menuju lantai atas yang sudah kami pesan untuk pesta perpisahan Yong-hwa oppa. Tidak banyak yang datang hanya beberapa kru yang ikut meramaikan. Semua orang terlihat sangat ceria malam ini, terutama Yong-hwa oppa.
"Yaaa~ Sulli-yah, sedang apa kau bengong sendirian disana. Ayo cepat kemari!" ajak Yonghwa oppa. Aku pun mengangguk pelan kemudian dengan cepat menghampiri Yong-hwa oppa. 
"Sulli-yah nanti kalau kau bertemu dengan penggantiku, kau harus tetap bersikap professional ya walaupun penggantiku nanti misalnya saja sangat membuatmu tidak betah." katanya dengan bijak sambil mengelus rambutku pelan. 
Aku menoleh kearah Yonghwa oppa, tiba-tiba saja aku merasakan perasaan aneh sedang menjalari tubuhku sekarang. "Kenapa kau berbicara seperti itu tiba-tiba oppa? apa kau sudah mengenal penggantimu ya?" tanyaku curiga. 
Yong-hwa oppa hanya menggeleng kemudian tersenyum. "Gommawo, Sulli-yah atas pesta ini. Aku dengar dari beberapa kru sebenarnya ini idenya Jokwon hyeong, tapi kau malah yang bersusah payah menyiapkannya. Terimakasih sekali." 
Aku tersenyum dengan sangat manis didepan Yong-hwa oppa tiba-tiba saja ponselku berdering ini dari pak produser acara. Sepertinya ada yang penting, pikirku. "Ne sajangnim, eh sekarang? kkeunde, arrasoyeo (tapi, baiklah aku mengerti) aku segera kesana." kataku setelah menerima telpon dari produser kami.
"Wae?" tanya Jokwon oppa yang tiba-tiba saja sudah berada disampingku. Aku menutup ponselku kemudian menaruhnya kembali di dalam tas. 
"Sajangnim, menyuruhku sekarang juga untuk ke kantornya, katanya ada urusan penting. Mianhaeyeo Jokwon oppa Yong-hwa oppa aku tidak bisa mengikuti acara ini sampai selesai." aku membungkuk meminta maaf.
"Tidak apa-apa Sulli-yah maafkan kami tidak bisa mengantarmu. Beberapa kru sudah terlihat mabuk, kau tidak apa kan pergi sendiri?" tanya Jokwon oppa. Aku mengangguk sambil tersenyum kecil. Setelah pamit kepada beberapa kru aku pun langsung pergi menujukantor produser kami.
Nana POV 

Aku melirik ke arah Ki-kwang setelah membayar semua minuman yang kami habiskan. Ia terlihat sangat mabuk, begitupun aku. Seorang pelayan bahkan menawarkan untuk menyetirkan mobil yang kami bawa. Tapi aku menolaknya dengan sopan. 
Setelah aku membawa Ki-kwang masuk ke dalam mobil akhirnya aku mengemudikan mobil Ki-kwang dengan kecepatan yang cukup penuh. 
Sampai tiba-tiba diujung jalan hampir saja aku menabrak seseorang wanita. Untungnya saja aku dapat mengerem dengan cepat. Aku pun keluar dari kemudi mobil dan melihat sosok yeoja itu apakah terluka atau tidak. 'Ah apakah dia Sulli, member anggota f(x) itu?' pikirku ketika melihatnya dengan jelas. Aku segera mengelak pikiranku dan kemudian berteriak dengan yeoja yang sekarang malah sekarang sedang menutup kedua matanya, .“Yaaa~ michilgeoya? Kau mau bunuh diri ya?!” 




To be continued......
Please leave your comment if there are many people want this fanfic continued i will continued this week kekeke^^ thnku *kisshugpoke*   

2 komentar:

  1. dita ceritanya menarik lho, jadi gak sabar mau baca lanjutannya hehehe ayo bikin lagi lanjutannya ayoooo ^o^

    BalasHapus
  2. serius??? hahaha makasih22 *muka berseri merah merona* baiklah tunggu aja minggu ini bakal rilis kok ehehe ;;)

    BalasHapus